|
Kue matahari ala India dari Mbak Risa |
Merantau di
negeri orang membuat saya belajar banyak tentang arti sebuah teman. Apalagi
jika berasal dari negara yang sama membuat kita merasa seperti bersama saudara.
Bukan hanya teman yang sudah diajak bersama dalam durasi waktu tertentu, bahkan
juga teman yang baru saja bertemu.
Begitu bertemu
dengan seseorang yang sama-sama berasal dari negara yang sama...seperti yang
saya katakan di atas serasa bertemu dengan seorang teman yang sudah lama sekali
tidak bertemu. Merasa bahagia sekali saat bisa bertatap muka dan bercakap-cakap
dengan bahasa ibu.
Itulah yang saya
rasakan saat bertemu dengan Mbak Risa, seorang teman dari Semarang, Jawa
Tengah, yang sedang belajar di Mangalore University, Karnataka, India.
Herminesti dan saya bertemu dengan Mbak Risa di Mangalore. Berawal dari program
kursus singkat selama dua hari di Yenapoya University, Mangalore, Herminesti
membuat janji untuk bertemu dengan Mbak Risa.
|
Yang di tengah itu Mbak Risa ya |
Walaupun sempat
terulur-ulur waktunya dikarenakan jadwal kursus yang padat, namun akhirnya
benar-benar bisa bertemu. Beruntung sekali Mbak Risa mau untuk menyambangi kami
ke Yenapoya University dan akhirnya “diculik” untuk ikut bersama bus yang kami
tumpangi untuk menuju City Center Mall.
|
Kacang goreng dan kawan-kawannya dari Mbak Arcci |
Saya sendiri
tidak tahu bahwa Mbak Risa ternyata sudah duduk di dalam bus. Sebelumnya saya
kira batal untuk bertemu. Setelah bus berangkat meninggalkan Yenapoya
University, saya bertanya kepada Herminesti, apakah jadi bertemu dengan Mbak
Risa? Eh ternyata Mbak Risa-nya sudah ada di dalam bus.
Sempat ngobrol
sebentar di dalam bus, karena itu pertama kali saya bercakap-cakap dengan Mbak
Risa. Mungkin karena saya tidak terlalu aktif si grup Whatsapp PPI Karnataka,
jadi tidak terlalu familiar dengan Mbak Risa.
Jadi
cakap-cakapnya di lanjut setelah sampai di Mall. Karena Mbak Risa memiliki
waktu yang terbatas, jadi kami langsung saja menuju Food Court untuk sekedar
bersantap bersama. Nah disinilah kami ngobrol panjang lebar tentang berbagai
cerita.
Mari tinggalkan
mengenai cakap-cakapnya. Jadi yang membuat saya terkesan adalah Mbak Risa
memberikan kami oleh-oleh untuk kami bawa ke kota kami tercinta, Koppa..hehe.
Saya tidak tahu apakah Herminesti membawa sesuatu untuk diberikan kepada Mbak
Risa, namun saya pribadi tidak terpikirkan hal itu. Saya kalah satu tingkat
nih.
Jadi dari
pertemuan singkat ini ada hal baru yang saya pelajari. Bahwa kita harus
berteman dengan kebaikan. Jika kita berteman dengan kebaikan. Memberi kesan
baik untuk teman yang pertama kali bertemu adalah sangat perlu. Jika boleh
berpendapat, sepertinya sebelum bertemu dengan seorang teman, kita perlu
berfikir sejenak... apa kiranya yang bisa diberikan kepada si teman sebagai
kenang-kenangan.
Berkaca pada
pertemuan dengan Mbak Risa, saya jadi teringat tentang nasehat yang diberikan
oleh Pak Toni Sumarsono (KGPH Suryo Sasongko), saat saya masih tinggal bersama beliau. Beliau pernah berpesan kepada saya bahwa jika saya pergi mengunjungi
seorang teman jangan lupa untuk membawa oleh-oleh yang bermanfaat untuk si
teman. Tidak harus barang yang mahal, yang penting ada sesuatu yang diberikan
kepada si teman.
|
Cemilan yang butuh perjuangan memakannya dari Nesti |
Apakah hanya itu?
Ooo...tidak. Saya sangat bangga sekali memiliki
teman-teman yang begitu perhatian kepada saya. Misalnya senior saya Mbak Arcci
dan Kadek Dwi, yang kebetulan kami sama-sama tinggal di Koppa. Saat saya sedang
mengikuti ujian, mereka menyemangati saya agar bisa melakukan yang terbaik dan
mendapatkan hasil yang terbaik.
Bahkan tidak
hanya itu...Mbak Arcci dan Herminesti bahkan setiap pagi menemui saya di Exam
Hall untuk sekedar bercakap-cakap singkat, memberikan motivasi agar saya bisa
melakukan yang terbaik saat ujian berlangsung. Sangat luar biasa bagi saya.
Bahkan saya merasa bersalah karena saat Mbak Arcci ujian akhir saya tidak
melakukan hal yang serupa. Sekali lagi...saya kalah satu tingkat.
Dan yang tidak
kalah baik adalah saya selalu mendapat
suplai makanan dari Mbak Arcci dan Herminesti. Suatu hari kopi kapal api dan
permen meluncur ke hostel saya, agar saya tidak ngantuk saat belajar katanya.
Di lain hari, oreo dan burger meluncur juga, di lain hari lagi kacang goreng,
tempe goreng, sambal tempe, sambal kentang dan roti bourbon, de el el deh,
masih banyak lagi.
Saya hanya bisa
bilang matur tengkyu.
Jawabnya: ya ga
papa...buat teman belajar.
Ya saya jawab
begini: Kalau belajar sambil makan roti dari Mbake, nanti kebayang Mbake terus. Hehe.
Saya menulis ini
karena ujian baru saja selesai.
Salam
berteman.
Komentar
Posting Komentar