|
Gereja dengan latar pengunungan dan kebun karet |
Pada postingan
sebelumnya sudah bercerita tentang prasadam ya, yang berkaitan dengan ujian
kampus. Nah pada postingan kali ini masih berkaitan dengan ujian dan berdoa.
Jadi ceritanya
begini...minggu pagi sekitar jam 8.30 pintu kamar diketuk oleh senior saya.
Saya ditanya mau ikut ke gereja ga? Saya sedikit kaget. Ngapain ke gereja, saya
kan bukan kristen atau katolik. Kemudian dijelaskan bahwa berkaitan dengan
ujian, sudah menjadi tradisi mahasiswa kampus akan berkunjung ke gereja untuk
berdoa. Sebelumnya saya tidak berniat untuk ikut, namun akhirnya saya putuskan
untuk ikut.
Karena penasaran bagaimana cara berdoa di gereja di sini.
Gereja yang akan dikunjungi adalah Gereja Malayalis. Disebut dengan Gereja
Malayalis karena umat gereja ini adalah orang India yang dari Kerala dan bahasa
yang digunakan adalah bahasa Malayalam, bahasa daerah Kerala.
Jam 10:30 kami
berangkat bersama-sama. Sebelumnya saya kira hanya mahasiswa cowok saja yang
pergi ke gereja. Setelah sampai di gereja, ternyata sudah ada sebagian yang
cewek ada di sana. Sebagian lagi belum datang. Gerejanya sendiri tidak terlalu
jauh. Sekitar 5-10 menit dengan menumpang auto.
Ternyata letak
gerejanya masuk ke dalam kompleks perumahan. Gereja berada tepat di ujung
perumahan dengan berbatasan langsung dengan kebun karet. Pemandangan dari
gereja sangat indah dan menakjubkan, karena sejauh mata memandang adalah
hamparan hijau dan perbukitan. Kebetulan juga saat itu ada samar-samar
terdengar suara musik tradisional India di kejauhan, menambah indahnya suasana.
Kembali ke soal
gereja. Kami bisa menikmati pemandangan beberapa saat karena sambil menunggu
teman-teman lain yang belum datang. Setelah pada berkumpul semua, kamipun masuk
ke dalam gereja.
Di dalam gereja
kami ikut beberapa saat mendengarkan nyanyian dan doa, namun sayang sekali kami
tidak mengerti bahasanya. Hanya yang bisa berbahasa Malayalam yang bisa
mengerti. Sambil berdiri tenang berdampingan dengan yang lainnya, saya
sempatkan untuk menyapu pemandangan di dalam gereja dengan mata penasaran saya.
Jadi...gereja di
sini di dalamnya sangat berbeda dengan bagaimana gereja di Indonesia. Jika pada
gereja-gereja di Indonesia umat akan berdoa sambil duduk di kursi yang
tersedia. Berbeda halnya dengan di sini. Di sini di dalam gereja tidak ada
kursi. Semua umat duduk di atas lantai. Ya tentu saja sudah dialasi karpet ya.
Nah setelah
beberapa saat mengikuti acara doa, kebaktian pun selesai. Setelah semua umat yanga
da di gereja bubar meninggalkan ruangan gereja, kami dipanggil oleh Pastor. kami
yang rombongan sekitar 30-an orang pun maju kedepan. Oleh Pastor, kami didoakan
agar ujian kami lancar dan tanpa halangan. Sekitar 5 menit Pastor berdoa untuk
kami dan memercikkan air kepada kami semua, semacam air suci.
|
Anak baik nongkrongnya di tempat suci :D |
Kemudian kami pun
bubar. Beberapa saat kami duduk-duduk di luar sambil menikmati pemandangan di
sekitar gereja yang hijau menghampar. Sekaligus bertegur sapa dengan umat yang
lain.
Dalam perjalanan
pulang, senior saya menuturkan kepada saya alasan mengapa berkunjung ke gereja,
untuk turut berdoa. Itu merupakan sebuah cara saling menghormati diantara kami
yang berbeda-beda agama di kampus kami. Jika pada hari-hari sebelumnya kami
melakukan sembahyang bersama di Kuil dan umat agama yang lain juga turut serta
tentu bukan sebuah masalah juga jika kami juga turut berdoa ke gereja.
Sebuah cara yang
indah untuk menjaga kerukunan dan saling menghormati. Mungkin ada yang bertanya,
apa kamu ga takut dikonversi ke agama lain nantinya?
Untuk
menjawabnya, saat saya SMA bahkan secara rutin seminggu sekali saya turut
membersihkan Mushala di sekolah saya, namun sampai hari ini saya toh masih
tetap pada agama yang saya anut. Jadi
tidak ada alasan untuk tidak menjalin persaudaraan dengan orang lain hanya
karena alasan agama. Salam damai.
|
Bunda Maria |
Komentar
Posting Komentar