Hallo blogger,
Saya sambung lagi
ceritanya. Pada postingan sebelumnya perjalanan saya sampai di Sringeri ya.
Jadi di Sringeri kami berhenti sekitar 1,5 jam. Kami berhenti di sana untuk
mengunjungi sebuah Kuil Dewa Siwa dan Kuil Dewi Sarasvati. Berdasarkan cerita
yang saya dapat dari profesor yang menjemput kami, bahwa kuil ini sangat
terkenal karena selain merupakan kuil yang sangat kuno juga kuil ini selalu
memberikan anugrah kepada umat yang mengunjunginya. Oleh karena itu kuil ini
setiap harinya selalu ramai dikunjungi umat yang ingin berdoa memohon anugerah.
Nah hari itu adalah
kesempatan yang berharga bagi kami karena kami memiliki kesempatan untuk
mengunjungi kuil ini.
Kuil ini berada di
tepi sungai. Sayang sekali saya tidak sempat menanyakan nama sungai tersebut.
Setiap pengunjung yang ingin berdoa wajib membersihkan diri di sungai ini yaitu
dengan mencuci muka, tangan, kaki kemudian berdoa terlebih dahulu di tepi
sungai. Kurang lebih penampakan tepi sungai ini hampir sama dengan sungai
Gangga. Di tepi sungai ini juga ada lingga Dewa Siwa dan Nandi. Di tepi sungai
ini tersusun tangga yang terbuat dari bongkahan-bongkahan batu yang tersusun
rapi.
Saat itu kami bertiga
menuju sungai untuk memberishkan diri. Kemudian kami mengunjungi masing-masing
kuil di area kuil tersebut satu persatu. Walaupun area kuil ini merupan kuil
Siwa dan Kuil Saraswati, namun di kuil ini juga terdapat arca dewa dewi lainnya,
diantaranya Ganesha, Parvati dan dewa-dewa lainnya.
Ada satu tradisi
masyarakat sekitar yang berhubungan dengan Dewi Saraswati. Jadi keluarga yang
memiliki anak kecil ketika anak-anak mereka mulai belajar menulis maka
anak-anak tersebut akan diajak melakukan puja di Kuil Dewi Sarasvati dan
memohon anugerah agar dikaruniai kecerdasan dan selalu dibimbing oleh Dewi
Sarasvati. Mereka juga agan mendoakan agar alat-alat tulis yang dipakai juga
mendapat berkah.
Hal unik yang lainnya
adalah anak-anak sekolah akan ramai mengunjungi kuil ini saat mendekati ujian
di sekolah mereka. Bukan hanya murid-murid yang ada di Sekitar kuil ini yang
datang berkunjung namun juga murid-murid dari daerah lainnya.
Berdasarkan cerita
yang saya dapat, manajemen kuil ini selalu memberikan makan siang gratis ribuan
porsi setiap harinya kepada siapa saja yang berkunjung ke kuil ini. Bahkan kami
juga menyempatkan diri untuk mendapat prasadam di kuil ini. Kami dilayani oleh
bakta-bakta yang bertugas di kuil. Selain itu kuil ini juga secara rutin setiap
harinya mensuplai makan siang kepada beberapa sekolah taman kanak-kanak yang
ada di Sringeri. Sangat luar biasa.
Darimana kuil ini
mendapatkan dana untuk memberikan makan siang gratis dengan ribuan porsi dan
mensuplai makan siang untuk anak-anak TK? Ternyata kuil mendapatkan dana dari
sumbangan orang-orang berkunjung dan orang-orang yang hidupnya sudah sukses
karena mendapat berkah dari kuil ini.
O ya satu lagi,
manajemen kuil ini juga mengelola penginapan yang juga, kalo tidak salah
gratis, untuk tempat istirahat bagi pengunjung yang tidak memiliki dana cukup
untuk menyewa kamar penginapan. Jadi pengunjung bisa istirahat dengan gratis.
Tak terasa setelah
menikmati prasadam dan mendengarkan cerita tentang kisah luar biasa tentang
kuil Siva dan Sarasvati, waktu menunjukkan pukul 6.30 petang. Jadi kami melanjutkan
perjalanan menuju Koppa, yang merupakan tujuan akhir kami.
Sekitar 1,5 jam
perjalanan akhirnya kami sampai di koppa. Mobil yang menjemput kami memasuki
gerbang kampus dan kami disambut dengan hujan deras.
Komentar
Posting Komentar