Cara Memilih Mesin Cuci Sesuai dengan Selera dan Budget yang Dimiliki

Gambar
Di jaman modern ini setiap orang memiliki kesibukan yang cukup padat sehingga tidak memiliki waktu yang cukup untuk melakukan kegiatan dasar rumah tangga, misalnya mencuci. Dengan kehadiran mesin cuci tentu hal ini sangat membantu dan meringankan beban khususnya beban ibu-ibu rumah tangga dalam mencuci. Tahu mesin cuci kan?

Sugeng Rawuh Ing Mumbai

Halo blogger,
Sambung kembali postingan sebelumnya ya,
Jadi, setelah makan di bandara, maka aktifitas selanjutnya adalah menunggu waktu penerbangan selanjutnya, yaitu dari Malaysia ke Mumbai, India. Jadi waktu itu transit dari jam 3 sore sampai jam 7  malam waktu Malaysia (kalau tidak salah ingat ya). Lumayan lama juga menunggunya. Saat selesai makan jika tidak salah sekitar jam 5, jadi punya waktu 2 jam. Dalam jeda menunggu ini kami memutuskan untuk langsung cek in dan menunggu di ruang tunggu.


Jika tidak salah sekitar jam 7.30 pesawat sudah mengudara. Jika sebelumnya dalam penerbangan dari Jakarta ke Malaysia tidak mendapatkan layanan makanan dan minum, di penerbangan ini mendapatkan makan plus air putih. Lumayan lah daripada tidak dapat sama sekali. Namanya juga terbang dengan biaya murah. Ada harga ada rupa, begitu kata pepatah. Di dalam pesawat tersedia LCD untuk menonton film, namun sayang sekali tidak disediakan headset untuk mendengarkan suaranya. Ternyata eh ternyata headsetnya harus beli dulu. Beberapa saat kemudian pramugari keliling menawarkan headset. Lupa harganya berapa, karena saat itu saya menggunakan headset dari hp. Namun banyak juga penumpang yang membeli headsetnya dari mbak pramugari.

Sekitar pukul 10 lebih sedikit pesawat mendarat di Mumbai. Turun dari pesawat kami berjalan cukup lama untuk sampai di gerbang imigrasi. Nah di gerbang imigrasi ini tanpa sengaja saya melihat tulisan dalam bahasa jawa “Sugeng Rawuh ing Mumbai”. Saya tidak menyangka bahwa akan disambut dengan bahasa jawa di Mumbai. Setelah saya perhatikan lebih lama ternyata bukan bahasa jawa saja yang ada di sana, ternyata bahasa dari negara lain  juga ada. Sayang sekali saya tidak melihat tulisan dengan bahasa Indonesia atau bahasa daerah Indonesia lainnya. Seketika saya merasa bangga karena dari jawa dan disambut dengan bahasa jawa.

Ada kejadian menarik ketika di gerbang imigrasi ini. Jadi sekelompok ibu-ibu dan bapak-bapak yang akan pergi umrah atau naik haji, saya tidak tahu pastinya. Jadi petugas ini bertanya kepada seorang ibu dengan bahasa inggris, dan si ibu menjawabnya dengan bahasa jawa. Kebetulan ibu ini berada di samping saya. Akhirnya saat itu saya beranikan diri menerjemahkan pertanyaan itu si petugas kepada si ibu. Dan saya menjelaskan kepada si petugas bahwa si ibu mau ke Arab Saudi.

Setelah melewati gerbang imigrasi, akhirnya kami menuju ke tempat pengambilan bagasi. Setelah mengambil bagasi, kami mencari Money Exchanger. Karena belum paham seluk beluk bandara di sini, kami sempat berputar-putar mencari bus shuttle untuk ke tempat Domestic Departure. Sesuai dengan panduan yang kami terima bahwa kami bisa menggunakan bus shuttle. Setelah bertanya tanya kemari tidak ada yang memberikan jawaban yang benar mengenai keberadaan bus shuttle. Bahkan seorang petugas hotel mencoba merayu supaya kami menginap di hotel dulu, karena penerbangan kami selanjutnya keesokan paginya jam 8 pagi waktu Mumbai.

Akhirnya ketemu juga jawabannya. Jadi kami bisa langsung cek in di Counter Jet Airways  yang ada di depan Money Exchanger tempat kami menukar uang sebelumnya. Akhirnya bisa tertawa karena sudah menghabiskan tenaga untuk berkeliling mencari shuttle bus. Jadi di Mumbai sistemnya adalah jika kita transit dari penerbangan Internasional ke penerbangan Domestik, kita bisa langsung cek in di Conter maskapai yang kita pakai yang ada di terminal kedatangan internasional. Bus shuttle disediakan oleh maskapai tersebut, dan tidak ada bus shuttle yang mondar mandir seperti bandara di Jakarta (mungkin ada).


Setelah cek in kami menunggu di ruang tunggu sekitar 1,5 jam. Sampai akhirnya kami diangkut ke Domestic Departure. Di sinilah kami menunggu sampai jam 8 pagi. Apa daya, mau tidak mau tidur kedinginan di kursi ruang tunggu. Walaupun badan pegal-pegal…namun berusaha menikmati. Selanjutnya…bersambung ya!

Komentar

Postingan populer dari blog ini