Pertamina melalui slogan “Pasti Pas”nya berusaha untuk memberikan
pelayanan yang maksimal kepada masyarakat di seluruh Indonesia. Saya tidak tahu
apakah slogan ini disertai dengan tindakan yang “Pasti Pas” juga oleh
petugas-petugas SPBU yang bertugas dalam melayani pembeli. Namun sepertinya
tidak, karena sampai saat ini masih ada di beberapa SPBU yang petugasnya
sedikit curang dalam melayani pembeli. Seperti yang saya alami saat saya
mengisi BBM di SPBU Gambiran beberapa waktu lalu.
Di SPBU ini saya pernah beberapa kali mengisi BBM. Biasanya saya mengisi
BBM dengan menyebutkan harga pas, biasanya 20 ribu. Namun sejak kejadian BBM
langka sekitar sebulan lalu akibat pertamina melakukan pembatasan BBM
bersubsidi, saya selalu mengisi tangki motor saya sampai penuh. Sehingga saat
si SPBU saya akan mengatakan “isi full pak…”.
Nah di SPBU Gambiran ini saya melakukan hal ini, pertama kalinya saya
mengisi tangki motor saya sampai full di sini. Saat itu saya mengisi BBM
setelah menjeput keponakan saya dari TK. Saya dilayani oleh petugas bapak-bapak
setengah baya. Bensin pun mengalir ke tangki motor saya sampai penuh. Kemudian petugas
mengatakan “27 ribu mas.” Tanpa melihat angka rupaih di mesin SPBU saya
menyerahkan uang 30 ribu dan diberikan kembalian 3 ribu. Dan baru kali ini
petugas SPBU mengucapkan kata terima kasih lebih dulu dari saya. Sekilas saya
lihat angka rupiah pada mesin SPBU, saya perhatikan angka yang tertera disana
adalah 26.250 rupiah. Jadi bisa disimpulkan bahwa petugas SPBU ini telah
berhasil mengambil selisih uang 750 rupiah dari saya. Seketika saya merasa
kesal. Saya jadi sadar mengapa ia lebih dulu mengucapkan terimakasih.
Mengapa uang hanya 750 rupiah yang dipermasalahkan? Iya, bagi saya itu
adalah masalah, karena petugas tersebut
menyebutkan harga yang berbeda dari harga yang teretra pada mesin. Artinya di
menipu pembeli. Coba dikira-kira berapa pelanggan yang diperlakukan seperti
saya dari pagi sampai malam hari? Sangat banyak. Saya yakin petugas tersebut
akan mendapatkan selisih yang lumayan banyak dari harga pada mesin dan harga
yang dia sebutkan pada komsumen.
Kenapa saat itu saya tidak komplain soal harga tersebut? Saat itu karena
hati sudah diselimuti rasa kesal, sehingga tidak terpikir lagi untuk komplain. Sejak
saat itu saya berjanji pada diri saya sendiri bahwa saya akan komplain jika
saya diperlakukan seperti itu lagi.
Tadi sore, kejadian serupa terulang lagi. Bukan pada saya, namun pada
teman dekat saya. Ia mengisi BBM sebanyak 3 liter. Seharusnya ia membayar
19.500 rupiah, sesuai dengan angka yang tertera di di mesin SPBU. Namun petugas
SBPU menyebutkan angka 20 ribu rupiah. Artinya petugas itu mengambil selisih
500 rupiah.
Berarti tindakan seperti itu berlangsung setiap hari di SPBU Gambiran
ini. Bagaimana menurut anda tentang hal ini?
Di akhir tulisan ini, saya berpesan kepada anda, berhati-hati dan
telitilah atas kecurangan petugas saat mengisi BBM di SPBU-SPBU, dimanapun itu,
khususnya di SPBU Gambiran, Yogyakarta. perilaku petugas SPBU seperti ini selain merugikan konsumen juga merugikan citra pertamina dalam membangun kepercayaan dari masyarakat. Pastikan bahwa anda membayar sesuai
dengan angka yang tertera pada mesin SPBU. Jika anda mengalami kejanggalan,
jangan takut untuk langsung komplain kepada petugas tersebut.
Komentar
Posting Komentar