|
Ilustrasi penyakit menular pengendara motor matic |
Motor bebek apa yang anda miliki dan kendarai?
Kalau saya tidak memiliki motor, tetapi saya mengendarai motor bebek non matik,
atau motor bebek pada umumnya, motor bebek yang masih pakai persneling. Mengapa
saya katakan saya tidak punya motor, karena memang tidak punya, tapi saya
memakai motor bebek GP alias gaya pinjam. Motor yang saya pakai tidak
bagus-bagus amat, tetapi juga tidak jelek. Lumayanlah jika dikendarai kemana-mana
masih bisa mengantarkan saya ke tempat tujuan.
Ok…saya tidak mau membahas motor yang saya pakai. Tetapi saya mau membahas tentang
penyakit menular pengendara motor matic. Beruntung sekali di rumah kakak tidak
ada motor matic, jadi anggota keluarga tidak ada yang terkena penyakit menular
ini..hehe... Nah saya terinspirasi menulis tentang penyakit menular ini karena kejadian
tadi pagi saat saya pulang dari latihan yoga, saya berpapasan (tujuan searah) dengan seorang siswa SMP yang mengendarai motor
matic, jika tidak salah motornya adalah vario.
Nah saat berhenti di
perempatan itu saya iseng memperhatikan gaya duduk anak tersebut. Jadi gaya
duduknya adalah dengan posisi kaki terbuka, ujung kaki mengarah keluar. Kalau kalau
bahasa kerennya itu “ngangkang”. Saat itu saya sempat “guyon” dengan adik saya.
Saya katakan “sepertinya anak itu kebesaran sesuatu deh, bener ga?”. Kami pun ngakak
bersama-sama.
Setelah coba saya
ingat-ingat tentang pengendara matic
yang sering saya lihat, saya berkesimpulan hampir semua pengendara matic,
khususnya yang muda-muda, bujang dan gadis saat berkendara posisi duduknya “ngangkang”.
Tanya kenapa? Lalu saya hubungkan dengan anak SMP yang berpapasan dengan saya
tadi pagi. Anak ini adalah ABG. Jadi klop dah. Apalagi jika yang berkendara ABG
cewek. Sudah memakai celana hotpants ditambah duduk ngangkang, bisa menjadi
penyebab kecelakaan lalu lintas deh. Bahkan yang mengenakan rok panjangpun juga
sama. Kalau orang-orang tua yang
mengendarai matic biasanya cara duduknya seperti biasa.
Jadi duduk ngangkang
inilah yang saya katakan sebagai penyakit menular. Siapa ya sebenarnya yang
memelopori duduk ngangkang dengan ujung kaki mengarah keluar tersebut? Kalau saya
tentu saja tidak tahu. Namun yang jelas cara duduk ini sudah menjadi ciri bagi
pengendara motor matic. Bukan hanya di tempat saya tinggal, namun juga di
kampung halaman saya, juga terjadi fenomena yang sama. Kebetulan saat mudik ke
kampung halaman beberapa bulan lalu, saya juga melihat pengendara motor matic
dengan gaya duduk “ngangkang”.
Selain sudah menjadi
ciri bagi pengendara motor matic, mungkin adalah suatu keharusan jika
mengendarai motor matic maka harus duduk “ngangkang”.
Karena terlanjur
berbicara tentang motor matik dan “ngangkang”, kemarin salah satu saudara jauh
yang pulang kampung menitipkan motornya di rumah kami. Kebetulan motornya
adalah matic Mio. Tentu saja kesempatan
ini tidak saya sia-siakan. Motor inilah yang saya pakai, sedangkan motor yang
biasa saya pakai pensiun untuk sementara waktu. Nah entah pengaruh dari mana,
saya kurang tahu, mungkin juga pengaruh arwah dari motor matic-nya. Jadi saat
mengendarai motor ini saya seperti sadar tidak sadar juga duduk “ngangkang”. Bukan
hanya kemarin saat motor ini pertama kali saya pakai, tetapi juga tadi siang
saat mengirim barang dan tadi sore saat saya pergi ke warnet.
Jadi duduk “ngangkang”
sudah menjadi penyakit menular, menurut saya. Berbahaya atau tidanya saya tidak
tahu, yang jelas saya sudah tertular. Bagaimana menurut anda?
Semoga “ngangkang”
tidak menjadi salah satu indikator yang membuat polisi menilang anda saat
berkendara. SEMOGA.
Komentar
Posting Komentar