|
Asap mengepul transjogja. Gambar dari www.radarjogja.co.id |
Berbicara tentang
transportasi murah di jogja, maka tidak bisa ketinggalan transportasi umum yang
akan saya coba ulas di postingan ini, yaitu transjogja. Transjogja adalah BRT
yang dikelola oleh PT Jogja Tugu Trans yang mulai beroperasi di kota jogja pada
bulan Februari 2008.
Dulu, saat di
awal-awal lahirnya transjogja, terbersit rasa bangga dan senang di dalam diri
saya karena akhirnya jogja memiliki moda transportasi yang ikonik. Apalagi
ternyata pernah saya tahu bahwa sopir transjogja ada yang cewek jogja, jadi
memberi kesan bahwa menjadi sopir angkutan umum bukan suatu pekerjaan yang biking
tidak pede. Saya sendiri baru sekali menumpang transjogja, pada bulan oktober
2013 lalu, dari bandara menuju ke pakualaman.
Itupun saya bingung
bagaimana cara menggunakan kartu pembayaran yang diberikan oleh petugas, karena
itu pertama kali saya naik transjogja. Agak malu juga sih, tetapi tidak apalah,
pengalaman. Hitung-hitung daripada naik taksi yang dikenakan biaya 100 ribu,
lebih baik naik transjogja cuma 3 ribu rupiah. Sangat jauh sekali selisihnya.
Kehadiran transjogja
memberi angin segar bagi masyarakat yang menggunakan angkutan umum untuk
bepergian. Selain ongkos yang murah dengan harga yang rata untuk semua tujuan,
armadanya juga memakai AC, sehingga penumpang nyaman. Selain itu, dari
pengalaman saya pribadi yang dulu saat awal-awal sampai di jogja, menggunakan
bus umum lainnya, selain tidak ada AC nya juga kurang nyaman, baik karena sopir
yang ugal-ugalan maupun asap bus yang mengepul menghitam selalu menghiasai
jalan dimana bus tersebut lewat.
Mengenai asap yang
mengepul menghitam, transjogja juga saat ini sudah mulai terlihat tidak berbeda
dengan bus-bus lainnya. Transjogja juga menyumbangkan asap hitam di jalanan. Hal
ini menimbulkan kesan bahwa pengelola transjogja tidak melakukan perawatan
armada dengan baik.
Selain asap emisinya
yang mengepul hitam, bahkan sampai membuat bagian belakang bus juga ikut
menghitam pekat, beberapa bodi dari transjogja juga sudah keropos,padahal
bus-bus tersebut tergolong masih berusia muda.
Pernah suatu ketika
saat saya berhenti di lampu merah perempatan gondomanan di samping armada transjogja.
Ternyata bus tersebut pintu depannya yang sebelah kiri tidak menutup dengan
sempurna dan diikat dengan tali rapia. Saya jadi tersenyum sendiri melihat hal
tersebut.
Itulah sedikit cerita
tentang transjogja, semoga pengelola armada transjogja bisa lebih peduli dengan
armadanya, sehingga bisa memberikan layanan lebih baik kepada pelanggannya.
Komentar
Posting Komentar