Kumbhābhiseka Kuil Śrīśti Gaṇapati di AVP Ayurveda Hospital & Training Academy, Pathanjalipuri
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Pada tanggal 7 dan 8 September 2013 lalu merupakan hari spesial bagi kami semua khususnya kami sebagai murid dari Indonesia di AVP Ayurveda Hospital & Training Academy karena kami memiliki kesempatan untuk berpartisipasi langsung dalam acara Kumbhābhiseka Kuil Śrīśti Gaṇapati di tempat belajar kami, yaitu di AVP Ayurveda Hospital & Training Academy, Pathanjalipuri, Mankarai. Selain itu, setelah dilakukan Kumbhābhiseka maka dilanjutkan juga dengan Mandala Pūja selama 48 hari terhitung mulai dari tanggal 9 September 2013. Pada tanggal itu pula merupakan hari kelahiran Ganesha.
Sebuah pengalaman yang langka bagi saya karena pada acara ini saya diberi kepercayaan untuk melayani pujari-pujari yang akan memimpin upacara. Keterbatasan bahasa bukannlah halangan, karena para pujari ini tidak fasih berbahasa Inggris dan saya sendiri tidak berbahasa Tamil. Namun kami tetap bisa komunikasi, itulah kekuatan bahasa “hati”, mengalahkan semua bahasa-bahasa lain yang ada di bumi ini.
Dari buku karangan Svami Tejomayananda, dijabarkan tentang Kumbhābhiseka. “Abhiṣeka secara umum berarti “mandi” yang berasal dari akar kata Sanskrit sic, “memercikkan”, yang diawali dengan abhi, “mengelilingi”. Dalam Kumbhābhiseka sebuah mangkuk emas (kalaśa) dipasang di puncak/atas kuil. Air suci kemudian dibawa dan dituangkan ke dalam mangkuk ini.
Apa artinya memiliki arca di dalam kuil dan kalaśa di atasnya? Arca tersebut—seperti Ganesha, Shiva, Vishnu—memiliki bentuk tersendiri. Kehadirannya di sebuah kuil mewakili bentuk personalnya, saguna (bentuk) dari Brahman. Kalaśa yang diletakkan di atas kuil bukan perwakilan dari seseorang, itu mewakili Brahman yang tanpa bentuk, nirguna dari Brahman. “
Demikianlah arti dari Kumbhābhiseka berdasarkan buku “Hindu Culture” karangan Svami Tejomayananda. Acara Kumbhābhiseka Kuil Śrīśti Gaṇapati ini dimulai pada tanggal 7 September sore pukul 18: 00. Pada saat itu banyak sekali Pujari yang bertugas dalam acara ini. Pada saat itu juga hadir seorang yogi, yaitu Śri Śri Yogi Shivananda Paramahamsa. Kehadiran beliau menambah aura kesucian Pathanjalipuri, yang diyakini oleh masayarakat disini sebagai tempat bertapanya Rsi Pathanjali. Śri Śri Yogi Shivananda Paramahamsa juga memberikan ceramah di pagi hari keesokan harinya.
Śri Śri Yogi Shivananda Paramahamsa turut serta melakukan puja penyucian kuil yang akan menjadi sthana dari Ganesha. Setelah penyucian selesai, dilanjutkan dengan “menjemput” Ganesha secara niskala ke ruang puja sementara yang dipakai sebelumnya. Secara simbolik Ganesha di tempatkan di daksina kemudian diarak menuju “kalaśa” dan di-sthankan di kalaśa tersebut.
Dilanjutkan dengan melakukan homa. Pujian-pujian kepada Ganesha dikumandangkan. Homa berakhir tengah malam sekitar pukul 24:30. Saya belum mendapat indormasi jelas apa nama homa yang dilakukan dan apa maknanya, namun gambarannya seperti yang saya tuliskan dia atas.
Homa dilanjutkan keesokan harinya pukul 05:00 pagi. Semua pujari sudah siap melakukan homa.
Pada malam itu pula sebuah kesempatan yang sekali lagi langka bagi saya, saya di panggil oleh Svami untuk mengangkat arca Ganesha dari ruang puja untuk dibawa ke Kuil yang baru. Saya sendiri tidak tahu darimana datangnya kekuatan pada dirinya saya, sehingga saya bisa mengangkat arca Ganesha yang sangat berat dengan hanya berdua, dengan Dr. Parthasarathy, walaupun nafas terengah-engah setelah mengangkatnya.
Kemudian dilanjutkan dengan meletakkan arca Ganesha di atas sthana-nya di dalam kuil. Kembali saya mendapat kesempatan untuk mengangkat arca Ganesha. Sebelum arca diletakkan di sthana-nya, sthana arca diisi dengan berbagai benda dari emas, uang kepeng, dan sebagainya yang terbuat dari logam. Kemudian dituagkanlah pelekat yang terbuat dari pasir Gairika yang digoreng dengan mentega. Sangat aneh bagi saya bagaimana bisa pasir bisa menjadi lem setelah digoreng dengan mentega, namun itu nyata.
Bersambung…
Komentar
Posting Komentar