Wisata Sejarah Tapak Tilas Ki Ageng Mangir
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Siapakah Ki Ageng Mangir?
Ki Ageng Mangir adalah pemimpin komunitas masyarakat (desa) pada abad 14-15. Di tanah Jawa banyak Ki Ageng di mana-mana sebagai pemimpin, guru, panutan, dan orang yang menjadi tempat bertanya dan meminta doa restu dalam kehidupan rakyat di desa.
Kepemimpinan Ki Ageng bersifat merdeka, amdiri, dan penuh kekeluargaan. Ki Ageng bukan seorang raja dan tidak terikat dengan kerajaan manapun. Ki Ageng menganggap raja adalah mitra dan bukan sesembahan. Yang disembah hanya Tuhan Yang Maha Esa.
Sekitar 1470M putra Prabu Brawijaya V yang bernama Pangeran Haryo Megatsari adalah Ki Ageng Mangir yang pertama menempati Mangir yang pernah ditinggali nenek moyang sejak abad ke-4 Masehi. Setelah meninggalkan istana Majapahit mengembara menuju bumi Mataram (Peninggalan Hindu-Budha).
Selanjutnya pada tahun 1478 raden Wonoboyo putra abangnya yang bernama Lembu Misani (Bondan Surati dalam Babad Tanah Jawa) menyusul ke Mangir kemudian menjadi menantu dan meneruskan kepemimpinan sebagai Ki Ageng Mangir Wonoboyo. Ki Ageng inilah yang terkenal dalam sejarah mangir memiliki ilmu yang tinggi dari gurunya Sunan Kalijaga sehingga memiliki pusaka Kyai baturinting yang berasal dari lidah putranya yang berwujud ular naga. Pusaka itu diwariskan kepada anak cucunya.
Cucu Ki Ageng Wonoboyo yang juga bergelar Ki Agenng Mangir Wonoboyo III mewarisi pusaka tersebut sehingga konon memicu kisah kontroversial tentang keberadaan Mangir dan Mataram (versi Kolonial Belanda). Mangir dicitrakan sebagai “musuh” Mataram (Panembahan Senopati).
Kisah itu banyak diragukan orang karena pada kenyataannya Ki Ageng Mangir Wonoboyo III yang masih perjaka dilamar menjadi menantu istana Mataram (Panembahan Senopati). Lagipula tidak ada bukti apapun tentang “permusuhan” itu bahkan Retno Pembayun (Putri kesayanga Panembahan Senopati) menjadi Nyai Ageng Mangir Wonoboyo dan memiliki banyak keturunan yang kini banyak bermukim di Jawa Tengah.
Petilasan Dilestarikan
Pada tanggal 22 Desember 2010 telah diresmikan bangunan yang diprakarsai Y Suwandoyo (seorang veteran TNI manatan pengawal Bung Karno di Gedung Agung Yogyakarta tahun 1948). Beliau biasa dipanggil dengan Mbah Bali. Bangunan itu berupa komplek cagar budaya pada lokasi seluas 0,6 hektar berupa candi bercorak Bali dan benda purbakala lingga dan yoni yang ditemukan di lahan tersebut.
Candi bercorak Bali tersebut dimaksudkan untuk objek wisata sejarah napak tilas Ki Ageng Mangir. Bangunan itu sudah diresmikan oleh Bapak Wakil Bupati Bantul Drs. H. Soemarno, PRS mewakili ibu Bupati Hj. Sri Suryawidati Idha Samawi.
Objek wisata abru ini dikelola oleh Yayasan Wonoboyo Hraha yang didirikan oleh Kap. (Purn) Y. Swandoyo berlokasi di dusun mangir Desa Sendangsari, Kecamatan pajangan, Kabupaten Bantul.
Ada beberapa gambar yang akan segera saya sertakan pada tulisan ini, namun segera menyusul.
*teks diambil dari brosur “Kunjungan Wisata Sejarah Tapak Tilas Ki Angeng Mangir”
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Berapa banyak orang Jawa yang terjebak cerita tendensius Ki Ageng Mangir, padahal Ki Ageng mangir adalah seorang mualaf yang sangat tinggi ilmunya, Pengislamanya menjadi kacau balau dengan adanya cerita pembunuhan dirinya oleh Kanjeng Panembahan Senopati, sehingga yang timbul adalah kepengecutan P.Senopati, padahal Mangir terbunuh oleh konspirasi yang tidak ingin kekuatan Mataram berkembang dengan adanya Mangir dalam jajaran kekuatan Mataram. Mangir memang terbunuh oleh batu gatheng dari belakang dengan kepala pecah, tetapi bukan oleh P Senopati melainkan oleh P.Ronggo.Ada banyak versi tentang Ki Ageng Mangir dan Kanjeng Ratu Roro Sekar Pembayun, namun kami dari pihak trah Mangir mempunyai versi yang sangat berbeda dari versi yang selama ini tercerita , baca blog kami http://pembayun-mangir.blogspot.com/ , akan anda temui kejuatan sesungguhnya trah Mangir adalah trah yang sangat mempersiapkan diri untuk menjadikan keturunannya tokoh pemimpin terbaik bangsa ini dimasa yang akan datang
BalasHapusterimakasih sudah mampir pak, sangat menambah wawasan atas penjelasan anda...
Hapusmakasi sudah mampir pak...saya belum paham benar mengenai cerita mangir yang sebenarnya, karena banyak sekali versi sepertinya, sedmoga kedepannya semakin banyak pencerahan...
BalasHapus